Fungsi Sosial dari Internet dalam Berinteraksi dengan Individu Lain
PSIKOLOGI KETERTARIKAN INTERPERSONAL DALAM INTERNET
Tanggal Upload & Waktu : 01/01/2016 (00.24 WIB)
Bicara tentang ketertarikan interpersonal dalam internet, Komputer merupakan media komunikasi yang memberikan tempat baru bagi pengaruh keakraban. Kenyataannya, seseorang dengan jarak ribuan mil menjadi tidak berarti dengan adanya internet walau tidak bisa bertemu. Keakraban dan jarak fungsional ditentukan oleh layar komputer. Apakah terdapat perbedaan antara hubungan yang dijalin via computer dibanding dengan yang dibentuk dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya tentu saja iya, karena ketika berjumpa melalui internet, ketertarikan berkembang melalui kualitas percakapan, sedangkan mereka yang berjumpa secara langsung dengan tatap muka ketertarikannya lebih tergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green, & Gleason, 2002). Jika kita bertemu dengan orang baru secara tatap muka kita segera melihat penampilan fisiknya. Sebaliknya, ketika orang bertemu online, mereka dapat menyembunyikan tampangnya dan ciri lain yang mungkin menurunkan daya tariknya, seperti rasa gugup saat berada dalam situasi sosial. Anonimitas internet dapat memudahkan orang untuk mengungkapkan informasi personalnya. Sebagai akibatnya, individu mungkin merasa bahwa mereka lebih mampu mengekspresikan aspek-aspek penting dari diri riil mereka saat berinteraksi melalui internet. Katelyn McKenna dan rekannya (2002) memperkirakan bahwa orang mungkin menjalin persahabatan awal dengan cepat secara online ketimbang melalui tatap muka.
Melalui
internet orang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain atau bahkan
dengan beberapa komunitas sekaligus, chatting online dengan fasilitas
beberapa room yang tersedia memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi
secara bersama, atau beberapa komunitas website (social networking)
seperti Friendster, MySpace, Facebook, atau Twitter memberikan
kesempatan bagi setiap orang untuk mengekspresikan dirinya ke depan
publik. Beberapa individu lebih merasa dirinya nyaman bila bertemu
dengan teman di dunia maya dibandingkan teman dalam dunia nyata.
Individu yang ketagihan untuk terus chatting dalam menjalin hubungan
dengan orang lain secara online. Kecanduan ini secara bertahap akan
membuat individu tersebut lebih mementingkan orang yang ia kenal melalui
online dibandingkan dalam kehidupan nyata. dari beberapa penelitian
menyebutkan bahwa sebagian besar individu yang terlibat dalam komunikasi
cyberspace (seperti; mailing list, diskusi group, forum, chat rooms,
bulletin boards, dsb) memperoleh pengalaman-pengalaman yang
menguntungkan dalam hubungan sosial, akan tetapi tidak berlanjut pada
kontak sosial yang nyata. Minimnya komunikasi verbal, dimana individu
mencoba memahami teks-teks kalimat yang muncul membuat kondisi tersebut
menjadi sebuah tantangan yang menarik bagi pengguna internet (Huang,
1996). Sebuah hubungan interpersonal didasarkan pada tingkat pemahaman
teks-teks (kalimat) menjadi daya tarik sendiri bagi beberapa orang,
tidak perlu takut dalam mengungkapkan argumentasi, malu dan merasa bebas
dalam mengekspresi dirinya dimana pada kenyataan sehari-hari dalam
dunia nyata adalah hal yang sulit mengungkapkan perilaku tersebut pada
orang asing yang baru kita kenal.
Dalam
beberapa hal, beberapa individu juga cenderung untuk menutup dirinya
dan bersikap bohong, dimana kata-kata teks yang diungkapkan tidak sesuai
dengan perilakunya dalam keseharian, kejadian ini akan terus berlanjut
selama komunikasi di internet terus dilakukannya. Teks juga hanya
memberikan pemahaman yang tidak memadai dalam memahami sebuah kondisi
emosional, kesalahan dalam interpretasi sering terjadi dibandingkan
dengan kondisi nyata (real life). Kondisi-kondisi ini akan menjadi
tantangan bagi pengguna internet untuk terus melibatkan dirinya secara
online lebih mendalam.
Penyebab daya tarik antara individu yang satu dengan yang lainnya adalah :
1. Kedekatan fisik
2. Kesamaan pendapat dan kepribadian, minat dan pengalaman, gaya interpersonal
3. Adanya rasa suka secara timbal balik (reciprocal liking)
4. Daya tarik fisik.
TEORI-TEORI KETERTARIKAN INTERPERSONAL
1. Social Exchange Theory: Gagasan
bahwa perasaan orang tentang suatu hubungan tergantung pada persepsinya
mengenai hasil positif (rewards) dan ongkos (costs) hubungan, jenis
hubungan yang mereka jalani, dan kesempatan mereka untuk memiliki
hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
2. Equity
Theory: Gagasan bahwa orang akan bahagia dengan hubungan yang
dijalinnya bila pengalaman rewards dan costs dan kontribusi antara dua
belah pihak diperkirakan seimbang.
TUJUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1. Menemukan Diri Sendiri
Tujuan
komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila
kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita
belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi
interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang
apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan
mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah
laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita
memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan
tingkah laku kita.
2. Menemukan Dunia Luar
Hanya
komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak
tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak
informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal,
meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media
massa, hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau
didalami melalui interaksi interpersonal.
3. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Banyak
dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan
untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
4. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak
waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain
dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih
cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu,
melihat film, menulis dan membaca buku, memasuki bidang tertentu dan
percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan
waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
5. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain
mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari
kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu
akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita lucu pada
umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan
waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat
memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan
rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
6. Untuk Membantu
Ahli-ahli
kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi
interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan
kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi
interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman
yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah
yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Efektivitas
Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang
dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan
(equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas
keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus
terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti
bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang
ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi.
Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan
informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini
patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator
untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang
diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta
percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka
terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini.
Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidakacuhan, bahkan
ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan
keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan
Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa
perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan
anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung
jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti
orang pertama tunggal).
2. Empati (empathy)
Henry
Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang
untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat
tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain
itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau
merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu
seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan
perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu
memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka,
serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Kita dapat
mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara
nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1)
keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan
gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata,
postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3)
sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan
interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap
mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan
berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak
dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita
memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan
evaluatif, (2) spontan, bukan strategi, dan (3) provisional, bukan
sangat yakin.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita
mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan
sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif
mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap
positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk
situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang
efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan
orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara
menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
6. Dalam
setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang
mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih
atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar
setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus
ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting
untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai
oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai
upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai
kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan
kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan
nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau
menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan
”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
Daftar Pustaka:
Kinerja Kelompok
NAMA
|
NPM
|
JOBDESK
|
LINK
|
Yesica Salwa
|
1C514389
|
Searching
| |
Ana Noviana
|
18514059
|
Searching
|
http://ananoviana67.blogspot.co.id/2015/12/fungsi-sosial-dari-internet-dalam.html
|
Fatma Aliasari
|
14514048
|
Editing
| |
Rifda Pawae
|
15514473
|
Editing
|
rifdasicewekgaul.blogspot.co.id
|
Wondi Dwi Septian
|
1C514322
|