Teori
Kepribadian Sehat
Apakah yang
dimaksud dengan kepribadian yang sehat?bagaimana sifat-sifat orang yang
memiliki kepribadian yang sehat?dan apakah anda adalah pribadi yang sehat?
Mungkin ini
adalah pertanyaan yang sangat menarik untuk dibahas dalam suatu pandangan yang
mewakili pertanyaan dari banyak orang.
Kepribadian
adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang
bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang
dalam berbagai keadaan. Untuk definisi kepribadian hampir bisa dikatakan tidak
ada suatu kesepakatan definisi dari keseluruhan pandangan yang pernah
dilontarkan. Menurut allport (1937) ia menemukan bahwa ada hampir 50 definisi
berbeda yang digolongkannya kedalam sejumlah kategori. Allport sendiri
memandang “kepribadian merupakan apa orang itu sesungguhnya”.
Sehat
merupakan bagian dari harta manusia yang tak ternilai harganya. Sehat merupakan
anugerah dari Sang Maha Pencipta untuk makhluk hidup melakukan perbuatan mulia
sehingga sehat dapat di pandang indah untuk selalu disandang oleh individu yang
sadar akan hal tersebut.
Kepribadian Sehat Berdasarkan Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis
merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali
diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938). Freud pada awalnya memang
mengembangkan teorinya tengtang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan
jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran dengan mengatakan
bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan pikirkan hasil dari keinginan atau
dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan pikiran. menurut teori
psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi
dari kesadaran individual.
Dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis.
Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
Dan apabila dorongan – dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan juga memggangu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis.
Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” / (unconscious motivation) menguraikan ide kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
– Id:
merupakan bagian palung primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah nanti ego
dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan
menghindari yang tidak menyenangkan.
– Ego:
merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional
berdasakan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara
realistis,yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang
ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
– Super Ego:
merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang diajarkan orang
tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani
seseorang dimana berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu itu benar atau salah.
Karena itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.
Kepribadian
yang sehat menurut psikoanalisis:
1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya
5. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
Kepribadian
Sehat Menurut Aliran Behavioristik
Behaviorisme
juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa
pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki
batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang
yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh
John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
1.
Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2.
Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak
dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan
pada perilaku yang bersifat bawaan.
3.
Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami
antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak
tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian
yang sehat menurut behavioristik
1.
Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan
lingkungannya
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif
Kepribadian Sehat Menurut Aliran Humanistik
Aliran ini
berkembang pada tahun 1950. Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori
maupun dengan aliran psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan
perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi
Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai
dan pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kepribadian
yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya
Teori Kepribadian Sehat Menurut Tokoh
A. Allport : Ciri-ciri
Kepribadian yang Matang
Tujuh
kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang
sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1.
Perluasan Perasaan Diri
Ketika dia
berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula
diri berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika lingkaran pengalaman
bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang
abstrak. Dengan kata lain, ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan
perhatian-perhatian di luar diri. Akan tetapi tidak cukup hanya berinteraksi
dengan sesuat ata seseorag di lar diri seperti pekerjaan. Orang harus menjadi
partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamakan hal ini “pasrtisipasi
otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana. Yang penting dari
usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.
Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas harus relevan dan penting bagi diri;
harus berarti sesuatu bagi orang itu. Pekerjaan itu menantang
kemampuan-kemampuan anda, karena dengan mengerjakan pekerjaan itu dengan
sebaik-baiknya membuat anda merasa enak. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya
dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat
secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan
kita, hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran dan keanggotaan kita
dalam politik dan agama. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas yang penuh arti
ini dan aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
2.
Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang lain.
Allport
membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain :
kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang yang
sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap
orangtua, anak, partner, teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk
keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik. Orang
mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintai dan memperlihatkan
kesejahteraan individu sendiri. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman
ialah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
Perasaan
terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi
dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat
memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-
penderitaan, ketakutan-ketakutan, dan kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri
kehidupan manusia. Empati ini timbul melalui “perluasan imajinatif” dari
perasaan orang sendiri terhadap kemanusiaan pada umumnya.
Sebagai
hasil dari kapasitas untuk perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar
tehadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya.
Orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia, dan mengetahui bahwa dia
memiliki kelemahan-kelemahan yang sama.
3.
Keamanan Emosional
Sifat dari
kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama adalah
penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi
dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan
tersebut.
Orang-orang
yang sehat mampu berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka
berusaha memperbaiki diri mereka. Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu
menerima emosi-emosi manusia dan bukan tawanan dari emosi-emosi itu.
Kepribadian-kepribadian
yang sehat mengontrol emosi-emosi mereka. Kontrol ini bukan merupakan represi
tetapi emosi-emosi diarahkan kembali ke dalam saluran-saluran yang lebih
konstruktif.
Kualitas
lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap
kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan
dan terhadap hambatan dari kemauan-kemauan dan keinginan. Orang-orang yang
sehat sabar menghadapi kemunduran-kemunduran ini.
Orang-orang
yang matang tidak dapat begitu sabar terhadap kekecewaan, tidak dapat begitu
menerima diri, atau tidak dapat begitu banyak mengontrol emosi mereka, jika
mereka tidak merasakan suatu perasaan dasar akan keamanan.
4.
Persepsi Realistis
Orang-orang
yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Orang-orang yang sehat tidak
perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau
semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka
menerima realitas sebagaimana adanya.
5.
Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport
menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di
dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan
keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkat kemampuan dan
menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan
dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Tidak
mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa
melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen,
dan keterampilan-keterampilan.
6.
Pemahaman Diri
Usaha untuk
mengetahui diri secara objektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah
berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri
(self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap usia.
Pengenalan
diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan / perbedaan antara
gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan
yang sesungguhnya.
Orang yang
memiliki suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification) yang tinggi atau
wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang
negatif kepada orang-orang lain.
7.
Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang-orang
yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana
jangka panjang. Allport menyebut dorongan yang mempersatukan ini “arah” (directness),
dan lebih kelihatan pada kepribbadian-kepribadian yang sehat. Arah itu
membimbing semua segi kehidupanseseorang menuju sautu tujuan (atau rangkaian
tujuan) serta memberikan orang itu suatu alasan untuk hidup. Jadi, bagi Allport
rupanya mustahil memiliki suatu kepribadian yang sehat tanpa aspirasi-aspirasi
dan arah ke masa depan.
Mungkin
kerangka untuk tujuan-tujuan khususitu aadalah ide tentang nilai-nilai.
Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah
sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
Suara hati ikut
juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang
matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri
dan kepada orang-orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau
nilai-nilai etis.
B. Rogers : Perkembangan Kepribadian
1.
Motivasi Orang yang Sehat : Aktualisasi.
Rogers menempatkan suatu dorongan – “satu satu kebutuhan fundamental” – dalam
sistemnya tentang kepribadian : memeliharakan, mengaktualisasikan, meningkatkan
semua segi individu. Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi
komponen-komponen pertumbuhan fisiologis dan psikologis, meskipun selama
tahunawal kehidupan, kecenderungan tersebut lebih terarah kepada segi-segi
fisiologis
Menurut Rogers (1959), bayi mulai mengembangkan konsep diri yang samar saat
sebagian pengalaman mereka telah dipersonalisasikan dan dibedakan dalam kesadaran pengalaman
sebagai “aku” (“I”) atau “diriku” (“me”).
Saat bayi telah membangun struktur diri
yang mendasar, kecenderungan mereka untuk aktualisasi mulai berkembang. Aktualisasi
diri(self-actualization) merupakan bagian dari kecenderungan
aktualisasi sehingga tidak sama dengan kecenderungan itu sendiri. Kecenderungan
aktualisasi merujuk pada pengalaman organisme dari individu; sehingga hal
tersebut merujuk pada manusia secara keseluruhan – kesadaran dan
ketidaksadaran, fisiologis dan kognitif. Rogers (1959) mengajukan dua subsistem,
yaitu konsep diri (self-concept) dan diri ideal (ideal self).
2.
Konsep Diri
Konsep diri
meliputi seluruh aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang yang disadari
(walaupun selalu tidak akurat) oleh individu tersebut. Konsep diri tidak
identik dengan diri organismik.
3.
Diri Ideal
Subsistem
kedua dari diri adalah diri ideal, yang didefinisikan sebagai
pandangann seseorang atas diri sebagaimana yang diharapkannya. Diri ideal
meliputi semua atribut, biasanya yang positif, yang ingin dimiliki oleh
seseorang. Perbedaan yang besar antara diri ideal dan konsep diri
mengindikasikan inkongruensi dan merupakan kepribadian yag
tidak sehat. Individu yang sehat secara psikologis, melihat sedikit perbedaan
antara konsep dirinya dengan ap yang mereka inginkan secara ideal.
C. Maslow : Hirarki Kebutuhan Individu
Kita dapat
berpikir tentang tingkat kebutuhan-kebutuhan diri Maslow
seperti suatu tangga; kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama
sebelum anak tangga kedua, dan pada anak tangga kedua sebelum anak tangga
ketiga dan seterusnya. Dengan cara yang sama juga, kebutuhan yang paling rendah
dan paling kuat harus dipuaskan sebelum muncul kebutuhan tingkat kedua dan
seterusnya naik tingkat sampai muncul kebutuhan kelima dan yang paling tinggi
–
aktualisasi-diri.
Jadi
prasyarat untuk mencapai aktualisasi-diri memuaskan empat kebutuhan yang berada
dalam tingkat lebih rendah: (1) kebutuhan-kebutuhan fisiologis, (2)
kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan
cinta, (4) kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan-kebutuhan ini harus
sekurang-kurangnya sebagiannya dipuaskan dalam urutan ini, sebelum timbul
kebutuhan akan aktualisasi-diri.
Menurut
Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya
pada masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi
humanistik, yaitu:
a)
Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan
karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari
manusia.
b)
Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas,
aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
c)
Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan
dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d)
Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan
martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada
setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam
psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered
therapy(Walgito, B 2002 : 80).
D. Erich Fromm : Ciri-ciri Kepribadian yang Sehat
Salah satu
ciri pribadi yang sehat menurut Fromm, yaitu adanya kemampuan untuk hidup dalam
masyarakat sosial. Masyarakat sangat berperan penting dalam pembentukan
kepribadian. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah
masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Ada lima
watak sosial dalam masyarakat, yaitu :
1.
Penerimaan ( receptive )
2.
Penimbunan ( hoarding )
3.
Penjualan/pemasaran ( marketing )
4.
Penghisapan/pemerasan ( exploitative )
5.
Produktif ( productive )
Dari kelima
watak sosial ini yang benar – benar tepat dan sehat hanyalah watak produktif
karena watak produktif didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat membantu
perkembangan dan pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat
yang baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5
tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu :
1.
Cinta persaudaraan
2.
Cinta keibuan
3.
Cinta erotik
4.
Cinta diri
5.
Cinta illahi
Menurut
Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup hidup di masyarakat
sosial yang ditandai dengan hubungan – hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh
solidaritas penuh cinta dan saling tidak merusak atau menyingkirkan. Dengan
demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri – ciri
sebagai berikut :
1.
Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam
masyarakat
2.
Mampu mencintai dan dicintai
3.
Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan tsb
4.
Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat
5.
Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
6.
Memiliki watak sosial yang produktif
Sumber :
Schultz,
Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model-model Kapribadian Sehat.
Yogyakarta :
Kanisius
Semiun,
Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta : Kanisius
Riyanto,
Theo. 2006. Jadikan Dirimu Bahagia. Yogyakarta : Kanisius
Feist, Jess
dan Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian Buku 2 Ed. 7 (2nd book
Theories of Personality 7th). Jakarta : Salemba Humanika.
Basuki,Heru.
2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.